BINA KADER PGRI
WILAYAH CABANG PGRI KEC. IJEN, KEC. SUMBERWRINGIN
DAN KEC. SUKOSARI BERJALAN SUKSES
Oleh: Nur Zaidi, S.Pd
Ketua PC PGRI Kecamatan Ijen
Safari Bina Kader PGRI Bondowoso ke PC PGRI sekabupaten Bondowoso yang dibagi perwilayah telah memasuki hari keempat pada hari Kamis tanggal 5 April 2018. Hari ini ada dua titik yaitu titik yang pertama adalah Wilayah PC PGRI Ijen, Sumberwringin, dan Sukosari. Sedangkan titik kedua adalah wilayah PC PGRI Binakal, Pakem, dan Wringin.
Untuk Wilayah PC PGRI Ijen, Sumberwringin, dan Sukosari Tim Penyaji dari PGRI Kabupaten adalah Bpk. Mulyono, beliau adalah Sekretaris PGRI Kabupaten, dan juga seorang penulis nasional. Dan yang kedua Bpk. Dwi Santoso, S.Pd, jabatan beliau di PGRI Kabupaten adalah Bendahara dua.
Sebagai pembuka, Bapak Mulyono menceritakan beberapa organesasi yang tinggal nama dan beberapa organesai yang tetap eksis, bertahan, bahkan berkembang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Dua organesasi tersebut adalah NU dan Muhammadiyah.
Menurut Bapak Mulyono, kunci sukses bertahannya organesasi NU dan Muhammadiyah pada kaderisasi anggota yang baik dan berkelanjutan. Di malang, kata Bapak Mulyono ada dua Perguruan Tinggi Swasta yang terus berkemban dan bersaing. Dua perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Islam Malang dan Universitas Muhammadiya. Bagaimana dengan PGRI?
PGRI juga nulai berbenah, di Banyuwangi kita punya Universitas Banyuwangi (UNIBA).
Bina Kader ini adalah dalam rangka ikhtiar kita untuk mencetak kader-kader yang militan,
tahan terhadap virus-virus yang ingin memecah belah perjuangan PGRI. Selama ini PGRI yang telah banyak hasil perjuangannya ada pihak-pihak yang menginginkan PGRI lemah. Mereka itu lupa, bahwa hasil nyata perjuangan PGRI seperti anggaran 20% pendidikan, UU Guru dan Dosen adalah hasil perjuangan PGRI yang saat ini mereka ikut serta menikmatinya. Selain itu banyak perjuangan PGRI diantaranya yang terbaru adalah perjuangan PGRI Bondowoso pada Guru K2 dalam memperoleh SK Bupati untuk mendapatkan honor sebesar Rp 400.000,00 dari APBD.
Disesi kedua, paparan dilanjutkan oleh Bapak Dwi Santosa yang membahas tentang kepemimpinan, AD/ART PGRI, Keanggotaan, dan iuran anggota PGRI. Acara dakhiri dengan sesi tanya jawab.
Garis perjuangan PGRI diera saat ini adalah dengan lobi-lobi bukan dengan demo-demo. Oleh karena itu kita harus bersatu, merapatkan barisan, tertib komando, jaga solidaritas dan yang utama kita harus soliditas.
Kegiatan semacam ini sangat bagus dan perlu terus dilanjutkan secara terprogram. Sehingga para anggota PGRI yang selama ini hanya merasa menjadi anggota pada akhirnya juga merasa memiliki dan berjuang bersama-sama, membesarkan dan menjaganya.
Hidup PGRI...
Hidup Guru...
Solidaritas...Yes.
Komentar
Posting Komentar